Bagansiapiapi, BaraNewsRiau.com | Sejumlah penumpang Kapal Ferry perjalanan Bagansiapiapi-Panipahan harus menelan pil pahit akibat tidak dapat membeli tiket untuk pulang ke kampung halaman.
Sejumlah penumpang yang ingin pulang kampung (Pulkam) ke Panipahan Kota Terapung mengaku tiket cepat habis meski sudah berada di lokasi pembelian tiket sejak awal jauh sebelum jadwal keberangkatan.
” Kami tak dapat pulang kampung , tiket cepat habis, padahal kami sejak pagi sudah kesini, aneh saja, tiba tiba tiket cepat habis,” Kata Sinta seorang penumpang kesal. kamis (27/03/2025) di lokasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibat tidak mendapat tiket Pulkam itu, Sinta bersama teman sebayanya mengaku sedih lantaran tidak dapat berkumpul dengan orang tua dan keluarga di kampung halamannya.

Ditempat yang sama hal itu ikut terjadi kepada empat orang penumpang kapal Ferry tujuan Bagansiapiapi – Panipahan, mirisnya barang barang ke empat penumpang tersebut malah sudah berada di atas kapal Ferry namun orang-orangnya di tinggal.
Dilansir dari media sumateratimes.co.id, keempat penumpang tersebut adalah anak- anak Sekolah (Masih SMA) gadis belia yang baru pulang dari Kota Pekanbaru naik travel hendak pulang ke halaman Kota terapung Panipahan.
“Kami ingin pulang, kami bukan tidak ada duit untuk bayar ongkos, hanya saja karcis tidak ada lagi dan cepat kali habisnya, ujar salah seorang penumpang sebut saja Malika berparas jelita ini menangis tersedu- sedu di hadapan orang banyak termasuk di hadapan para petugas dari Syahbandar.
Dalam Isak tangisnya Malika menceritakan sejak masih dalam travel, pihaknya bersama tiga rekan lainnya sudah berpikir bahwa saat saat mudik seperti ini pasti susah mendapatkan tiket Ferry, oleh karena itu melalui supir travel (di duga travel gelap) membayar sekaligus uang cost Ferry menuju Panipahan kepada supir yang tidak di ketahui alamat domisili travelnya.
Demi mengejar dan berangkat bersama ferry Panipahan pada trip kedua (berangkat sekitar 16.10 Wib) Malika dan tiga rekannya di bibir pintu Ferry juga sudah berusaha memaksa masuk bahkan meminta pertolongan dan bantuan petugas Syahbandar supaya di ikutkan ke dalam Ferry namun tidak di indahkan oleh petugas dari Kantor Syahbandar.
“Saya tadi sudah meminta tolong ke Bapak, (petugas Syahbandar ) sebab alat dan barang kami sudah di naikan ke dalam atau ke atas Ferry, tapi tak bapak kasi, pokoknya kami ingin pulang (ke Panipahan ) ucapnya sambil tersedu sedu.
Melihat kejadian tersebut, salah seorang Petugas Syahbandar mencoba untuk menenangkan Malika dan tiga temannya yang menangis karena ditinggal Ferry.
Awak media melihat, ada sedikit penyesalan dari petugas Syahbandar sebab tak dapat membantu ( di duga sedikit lalai dan abai saja) sementara barang- miliknya Malika dan tiga rekannya sudah berada di dalam Kapal Ferry dan sudah jalan menuju Panipahan.
Kemudian petugas Syahbandar yang bertugas pada hari itu, Kamis (27/3/2025) mengambil pena dan kertas langsung mencatat nama nama penumpang (termasuk Malika dan ketiga temannya) yang ketinggalan Ferry agar besok pagi di utamakan keberangkatan.
Hingga berita ini terbit, entah bagaimana lah nasib Malika dan ketiga temannya (entah dimana lah tidur dan makannya) yang ketinggalan Ferry dan masih duduk di pelabuhan swasta milik saudara Alm Oliong.
Kemudian dalam pantauan media ini, meskipun ada petugas berwenang di dapati banyak penumpang tetap naik ke dalam Ferry walaupun tanpa karcis, bahaya nya adalah bila terjadi kecelakaan lalu lintas di khawatirkan para penumpang tidak mendapatkan asuransi kecelakaan dan lain lain.
Sedih dan ikut berduka cita dengan kejadian yang menimpa Malika dan ketiga rekannya, (bayangkan kalau mereka adalah anak gadis kita). Selanjutnya awak media Sumatratimes.co.id berusaha menghubungi Kepala Syahbandar Bagansiapiapi, mengirimkan video – video kejadian memilukan tersebut guna meminta tanggapan kepada pihak yang berwenang, namun hingga berita ini terbit Kepala Syahbandar inisial W memilih Bungkam.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak otoritas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Bagansiapiapi (KSOP) menanggapi nasib sejumlah penumpang tersebut. (Lek).
Editor: Redaksi.